Sebagian orang
menganggap kata Chak-Chuk sebagai kata yang melanggar norma
sosial. Di Surabaya kata Chak Chuk menjadi sapaan keakraban persaudaran. Kalangan
tokoh lunguistik sepakat, tidak ada bahasa yang melanggar norma sosial, kecuali
kesepakatan sosial yang tidak menyepakatai keberadaan bahasa tersebut.
Kamis, 22 November 2012
Jumat, 09 November 2012
CAK UNTUNG “HARUS” PIMPIN JATIM 2013
Irjen Untung S. Radjab |
Sosok Untung S. Radjab tidak asing dikalangan masyarakat Jawa Timur. Numpang
lahir di Medan, Sumatera Utara, 8 Oktober 1954, dan besar di Ketintang Surabaya. Logat chak-chuk memperkuat identitasnya
sebagai putra kota Pahlawan. Garis karir polisinya di tingkat provinsi terlihat
saat menjabat Kapolda DIY, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan terakhir Polda
Metro Jaya.
Kamis, 08 November 2012
Nasib Hubungan Bilateral RI-AS setelah Kemenangan Obama Jilid II
Euforia kemenangan Barack Obama yang kedua setelah mengalahkan Mitt
Romney memberikan kegembiraan tersendiri bagi pendukungnya di penjuru dunia. Kemenangan
Obama juga memberikan “benang merah” hilangnya diskriminasi kulit hitam di
Amerika.
Selasa, 06 November 2012
PARTAI POLITIK VS FIGUR
Kemenangan Jokowi
dalam percaturan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta memberi jawaban
perpolitikan bangsa Indonesia. Merapatnya partai-partai besar ke kubu Foke-Nara
tidak bisa membendung kekalahan dalam putaran kedua. Potret koordinasi
simpatisan parpol yang semakin rapuh. Parpol hanya tong kosong yang nyaring bunyinya.
Rabu, 17 Oktober 2012
PARTAI ISLAM TIDAK LAKU JUAL, Kasihan deh looooooo…!
Hipotesis
Partai yang menggunakan dalil agama sebagai legitimasi politik, sedangkan kenyataannya bertolak belakang dengan nilai dan ajaran agama, maka apatisme masyarakat terhadap partai tersebut 2x lipat dibandingkan dengan partai yang tidak menggunakan dalil agama sebagai legitimasi politik.
Partai yang menggunakan dalil agama sebagai legitimasi politik, sedangkan kenyataannya bertolak belakang dengan nilai dan ajaran agama, maka apatisme masyarakat terhadap partai tersebut 2x lipat dibandingkan dengan partai yang tidak menggunakan dalil agama sebagai legitimasi politik.
Tulisan ini hanya fokus
pada partai-partai Islam yang didirikan setelah tumbangnya Orde Baru (Orba)
1998. Tumbangnya Orba disambut dengan bermacam-macam model apresiasi politik. Munculnya
partai-partai baru pada Pemilu 1999. Ini menunjukkan gerang kebebasan
berpolitik mulai kelihatan.
Langganan:
Postingan (Atom)