Oleh M. Supriyadi
Peneliti
CONCERN
A.
Salah
Kaprah
Kenapa harga BBM
naik…?
Pertayaan ini
sangat sederhana, tapi bisa darah menjadi taruhan untuk menjawabnya. Bayangkan
tidak, aktivis-aktivis jalanan berperang melawan Polisi yang disenjatai dengan
pengamanan yang serba canggih. Disisi lain mahasiswa hanya bermodalkan otot,
batu dan pentungan kayu. Potret hilangnya keadilan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Apalagi ditambah dengan bantuan sang kakak (TNI) yang tidak
mempunyai penanganan massa secara persuasif hanya bermodalkan pengalaman
perang. Mahasiswa, LSM, serikat burung bukan musuh, melainkan masyarakat yang
menyampaikan aspirasinya lewat jalanan karena ruang diskusi sudah tidak
berdaya.
Semua media massa tidah ada yang ketinggalan dengan heatline
masalah kenaikan harga BBM. BBM merupakan komoditi yang sangat penting, semua negara
membutuhkan, bahkan saking pentingnya, sering terjadi peperangan hanya untuk
memperbutkan emas hitam ini. jangan heran jika BBM makin hari harganya makin
mahal. Namun bagi negara dalam daftar ini harga BBM tetap sama untuk konsumsi
domestik. Harga rendah karena mereka mempunyai cadangan yang cukup besar atau
untuk kepentingan politik.
Sepuluh daftar negara
dengan harga BBM termurah; Pertama, Venezuela ($ 0,05 / liter atau Rp.585,-/L).
Kepemimpinan Hugo Chavez pada Venezuela dipandang tegas dan indepedensi dalam
setiap kebijakan politiknya. Walaupun di sisi lain Hugo terkenal dengan aliran
politik internasional dan jiwa sosialis, tidak pernah mengorbankan rakyat
sebagai kebijakan politik demi sebuah julukan “pengikut politik internasional”.
Kedua, Turkmenistan ($
0.08/liter atau Rp.936,-/L). para pengamat perminyakan internasional bingung
dengan kebijakan pemerintah mematok harga rendah BBM. Tidak ada yang tahu
sebab-musababnya, akan tetapi kebijakan ini dilakukan supaya rakyatnya tidak
merasa keberatan untuk membeli BBM. Karena dinilai semua aktivitas pada masa
modern ini tidak lepas dari geraknya mesin yang membutuhkan bahan bakar minyak.
Ketiga, Nigeria ($
0.10/liter atau Rp.1.170,-/L). Nigeria terkenal dengan negara yang mempunyai
simpanan kilang minyak 10 terbesar di dunia. Tapi dalam cacatan sejarah negara
kulit hitam ini tidak terlepas dengan konflik internal. Setrategi pemerintah
untuk meredam konflik yang berkepanjangan, dengan menurunkan harga BBM.
Keempat, Iran ($ 0.11/liter
atau Rp.1.287,-/L).
Walaupun, para ahli perminyakan dunia sudah memprediksi bahwa kilang minyak di Iran
akan segera habis dengan kurun waktu 75 tahun. Tapi, opini itu tidak pernah
dibuat pemerintah Iran untuk “mencekik” rakyat dengan menaikan harga BBM.
Kelima, Arab Saudi ($
0.12/liter atau Rp.1.404,-/L). Negara yang satu ini pantas kalau harga BBMnya
sangat murah. Berjuta-juta kilang minyak mentah tertanam di bumi padang pasir.
Di samping itu juga belum ada opini peneliti perminyakan yang menyebutkan akan
habisnya kilang-kilang Arab Saudi pada kurun waktu tertentu.
Keenam, Libya ($
0.14/Liter atau Rp.1.636,-/L). Libya, negara yang belum kering dengan
darah-darah manusia yang berceceran di pinggir-pinggir jalan perkotaan akibat
gemburan udara—darat pasukan Nato. Tapi, sisi lain Libya mempunyai cadangan
minyak mentah yang sangat kuat, jadi sudah hal yang biasa kalau harga BBM di
sana relatif murah.
Ketujuh, Kuwait ($ 0.21 /
liter atau Rp.2.457,-/L). Kedelapan, Qatar ($ 0.22/litre atau Rp.2.575,-/L),
harga BBM antara Kuwai dengan Qatar hanya selisih tipis. Kesembilan, Bahrain
($ 0.27/litre atau Rp.3.159,-/L). Bahrain tidak mempunyai kilang minyak yang
cukup bannyak. Akan tetapi diplomasi pemerintahan dengan negara-negara agen minyak dunia membuat Bahrain mematok harga
murah pada BBM.
Terakhir, United Arab
Emirates ($ 0.37/liter atau Rp.4.300,-/L). Tidak heran kalau para miliader
memimpikan untuk tinggal di UAE. Negera terkaya nomor 4 dengan kilang-kilang
minyak yang ada di semua titik-titik daerah.
Dari uraian-uraian
harga BBM di belahan dunia itu, menjadi bahan renungan untuk Indonesia. Mengapa
Indonesia bergegas-gegas menaikan harga BBM dengan mengorbankan rakyat tingkat
bawah. Di sisi lain negara-negara adiguna mempermurah harga BBM supaya mendapat
simpatisan dari rakyat.
Beberapa minggu
yang lalu media Investor Daily memberitakan, bahwa biaya pengolahan BBM di
Indonesia perliternya hanya 4.123. akan tetapi kenyataanya dengan harga 4.500
perliter pemerintah masih menganggap rugi dan mengalami pembengkakan pada
anggaran subsidi BBM.
Menurut alasan
pemerintah menaikan harga BBM untuk menekan anggaran subsidi yang sudah
mencapai 157%.[1]
Dikuatkan dengan pengakuhan Wakil Menteri (Wamen) ESDM Widjajono dengan
mempertahankan subsidi BBM akan mengabaikan sumber-sumber energi yang lain
misalnya; Bahan Bakar Gas (BBG).
Sepekan lalu,
pemerintah ramai dengan gagasan konvensi BBM ke BBG. Akan tetapi saat ini tidak
ada realisasinya. Hanya omong kosong yang di-setting untuk mengalihkan
opini publik tentang korupsi yang menghatam wajah partai penguasa. Sudah
menjadi tradisi, saat isu pemerintah menjadi judul berita media, pemerintah pun
disibukan dengan aksi bagai mana memalingkan pandangan masyarakat dari media.
Akan tetapi gagasan
yang dibilang sedikit cerdas ini tidak dibarengi dengan pembagunan
infrastruktur yang mendukung berjalannya sistem konvensi BBM ke BBG. Di samping
itu BBG mempunyai kelemahan yang lebih banyak dibadingkan dengan keutamaannya.
Kata Mantan Presiden Yusuf Kalla, “BBG lebih boros dari BBM, sekarang aja di
Jakarta aja hanya ada segelintir Stasiun Pengisian Bulk Elpiji
(SPBE)”. Imbuhnya, jangan buat program baru yang membingungkan rakyat.
A.
Kampaye Gratis
Beberapa hari ini
diseluruh penjuru nusantara diramaikan dengan demo jalanan penolakan kenaikan
BBM. Aktifis kampus, LSM, serikat buruh dan tidak ketinggalan anggota DPR
Daerah. Keterlibatan anggota DPR menimbulkan tanda Tanya yang sangat besar.
Keterlibatan anggota
DPR turun ke jalan merupakan instruksi nasional atas penolakan beberapa partai
tentang opsi pemerintah menaikan harga BBM. Beberapa fraksi yang menolak antar
lain; Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Hati Nurani Rakyat
(Hanura), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Akan tetapi
tindakan itu saya anggap salah, bukan semestinya DPR ikut-ikutan turun ke jalan
untuk menyuarakan aspirasinya. DPR mempunyai ruang tersediri untuk menyampaikan
aspirasinya. Gerakan DPR bukan turun ke jalanan, akan tetapi menjembadani
aspirasi jalanan kepada ketetapan pemerintah untuk membatalkan kenaikan hargaq
BBM.
Kita sebagai rakyat
harus cerdas membaca tindakan DPR yang ikut turun ke jalan. Apakah partisipasinya
merupakan hal rakyat Indonesia untuk menyampaikan hak penolakan, atau mencari
simpatisan rakyat menghadapi Pemilu 2014.
Jangan lagi rakyat
hanya dibuat “kibul-kibulan” politisi senayan. Rakyat harus pandai membaca
situasi dan kondisi untuk kemajuan dan kedewasaan bangsa. Karena kelemahan
program pemerintah akan dimanfaatkan lawan politik untuk menjatuhkan prioritas
politik di depan rakyat dan rakyat hanya sebagai “tumbal” politik. Rakyat harus
bersatu meneriakan “jangan naikan BBM” di manapun dan kapanpun.
B.
Tuntutan
1.
Batalkan opsi kenaikan BBM, dengan kenaikan
harga BBM akan perdampak pada kenaikan harga-harga kebutuhan pokok lainnya.
2.
Hapus program BLT atau BLSM karena
program itu mombohongi rakyat dan hanya digunakan sebagai manuver politik
menjelang Pemilu 2014.
3.
Pemerintah Pusat—Daerah harus fokus
pada pengembangan perekonomian kerakyatan dengan meningkatkan program UKM dll.
_________________________________________
Ditulis
di atas gerbong KRL
dari
Stasiun Duren Kalibata menuju Jakarta Kota
Minyak,
28 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar