Jumat, 09 November 2012

CAK UNTUNG “HARUS” PIMPIN JATIM 2013



Irjen Untung S. Radjab
Sosok Untung S. Radjab tidak asing dikalangan masyarakat Jawa Timur. Numpang lahir di Medan, Sumatera Utara, 8 Oktober 1954, dan besar di Ketintang Surabaya. Logat chak-chuk memperkuat identitasnya sebagai putra kota Pahlawan. Garis karir polisinya di tingkat provinsi terlihat saat menjabat Kapolda DIY, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan terakhir Polda Metro Jaya. 


Polisi yang bersahaja, Cak Untung hanya “sekejap mata” memimpin Polda Jatim. Tapi, dalam percaturan tokoh nasional, Cak Untung sangat diperhitungkan di tingkat nasional bahkan internasional. Cak Untung selain Polisi yang mempunyai latar belakang pemahaman agama yang mendalam, juga mempunyai gagasan sosiologis yang sangat kritis. Dia mendapatkan gelar Doktor dari Universitas Padjajaran Bandung. Terbaca dalam disertasinya yang sangat kritis dan tajam dalam mengupas implementasi sosiologi hukum di Indonesia.
Semasa memimpin isntitusi Polisi, Cak Untung selalu mengedepankan pendekatan sosiologi agama dalam mencegah dan mengatasi problem-problem sosial. Misalnya: statement cak Untung saat menjadi Polda Jatim saat bulan suci Ramadhan, dia menegaskan tidak sebaiknya pemerintah dan polisi memberlakukan penutupan warung makan pada siang bulan ramadhan. Hal ini akan menyulitkan orang non-Islam yang tidak mempunyai kewajiban berpuasa dan perempuan Muslim yang lagi diharamkan untuk melakukan puasa karena haid atau kondisi yang lain.
Cak Untung memandang sikap agama dengan pendekatan sosial, akhirnya mengahasilkan kebijakan yang dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat. Polisi tidak semua jelek, yang namanya juga manusia kadang jelek kadang baik itu sudah biasa...!

Cak Untung dekat dan bagian dari Ulama
Kedekatan Cak Untung dengan tokoh agama di Jatim tidak diragukan. Selain terjun di dunia kepolisian, Cak Untung juga mengasuh pondok pesantren Khifdhul Qur’an di daerah Sepanjang –Sidoarjo. Secara garis spritual, Cak Untung merupakan salah satu santri kesanyangan Gus Mik. Sosok Gus Mik di Jatim merupakan ulama yang dekat dengan semua golongan. Hal ini yang diamalkan Cak Untung dalam menjalankan perintah agama. Dia tidak pernah membedakan tingkat ketaatan seseorang dengan Tuhannya.


 Sosok yang sederhana
Buku Belajar Menertawakan Diri Sendiri
Kesederhanaan Cak Untung tergores dalam sebuah buku “Belajar Mentertawakan Diri Sendiri”. Sewaktu buku ini ditulis, Cak Untung masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. Potret kesederhanaannya terletak pada sikap dan komitmen tegas, untuk tidak memanggil “bos” atau “komandan” bagi bawahannya. Dan dia suka dipanggila suroboyonan “cak”.
Sebagai orang nomor satu di Jakarta sebagai pemegang kendali keamanan, sosok Untung dalam kesehariannya baik dalam tugas atau tidak, jarang sekali menggunakan fasilitas negara. Banyak orang terdekat mengatakan; dalam kepemimpinan Untung di Polda Metro Jaya sangat sederhana. Kesederhanaan itu yang membuat keharmonisan distruktur Polda Metro Jaya.

Saatnya Jatim memanggil....!
 Sosok Untung S Radjab tidak aneh kalau mengambil peran sebagai orang nomor satu di Jawa Timur. Selama kecil cak Untung diilhami dengan kebudayaan Jawa Timuran karena bagian dari tanah kelahirannya
Gagasan visioner dan berani mengambil resiko setiap kebijakan dan komitmenya, sebagai alasan kuat masyarakat memanggil Untung ke Jatim. Jatim perlu tokoh yang mempunyai gagasan dan visi misi yang jelas, untuk mengembalikan citra politik Jatim, sebagai “kaca spion” perpolitikan nasional.
Jatim kehilangan “taring” perpolitikan nasional. Di tingkat nasional, Jatim kehilangan pengaruh dalam kebijakan nasional. Oleh karena itu, perlu pemimpin seperti Cak Untung yang tegas untuk mengembalikan kehormatan Jatim  di posisi nasional bahkan internasional.
Dalam pemilihan Gubernur Jatim 2013 nanti, jangan salah pilih. Nasib jatim Lima tahun kedepan, hanya ditentukan Lima menit anda memilih. Sosok Untung mungkin bisa menjadi refrensi pilihan anda, untuk memberi kesempatan mencurahkan kemampuannya untuk mengembalikan “kehormatan” Jawa Timur.

Muhammad “Mbah” Supriyadi
Pengurus Pusat Republik Damai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar