Irjen Untung S. Radjab |
Sosok Untung S. Radjab tidak asing dikalangan masyarakat Jawa Timur. Numpang
lahir di Medan, Sumatera Utara, 8 Oktober 1954, dan besar di Ketintang Surabaya. Logat chak-chuk memperkuat identitasnya
sebagai putra kota Pahlawan. Garis karir polisinya di tingkat provinsi terlihat
saat menjabat Kapolda DIY, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan terakhir Polda
Metro Jaya.
Polisi yang bersahaja, Cak Untung hanya “sekejap mata” memimpin Polda
Jatim. Tapi, dalam percaturan tokoh nasional, Cak Untung sangat diperhitungkan
di tingkat nasional bahkan internasional. Cak Untung selain Polisi yang
mempunyai latar belakang pemahaman agama yang mendalam, juga mempunyai gagasan
sosiologis yang sangat kritis. Dia mendapatkan gelar Doktor dari Universitas
Padjajaran Bandung. Terbaca dalam disertasinya yang sangat kritis dan tajam
dalam mengupas implementasi sosiologi hukum di Indonesia.
Semasa memimpin isntitusi Polisi, Cak Untung selalu mengedepankan
pendekatan sosiologi agama dalam mencegah dan mengatasi problem-problem sosial.
Misalnya: statement cak Untung saat menjadi Polda Jatim saat bulan suci Ramadhan,
dia menegaskan tidak sebaiknya pemerintah dan polisi memberlakukan penutupan
warung makan pada siang bulan ramadhan. Hal ini akan menyulitkan orang
non-Islam yang tidak mempunyai kewajiban berpuasa dan perempuan Muslim yang
lagi diharamkan untuk melakukan puasa karena haid atau kondisi yang lain.
Cak Untung memandang sikap agama dengan pendekatan sosial, akhirnya
mengahasilkan kebijakan yang dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat. Polisi
tidak semua jelek, yang namanya juga manusia kadang jelek kadang baik itu sudah
biasa...!
Cak Untung dekat dan bagian dari Ulama
Kedekatan Cak Untung dengan tokoh agama di Jatim tidak diragukan. Selain
terjun di dunia kepolisian, Cak Untung juga mengasuh pondok pesantren Khifdhul
Qur’an di daerah Sepanjang –Sidoarjo. Secara garis spritual, Cak Untung
merupakan salah satu santri kesanyangan Gus Mik. Sosok Gus Mik di Jatim
merupakan ulama yang dekat dengan semua golongan. Hal ini yang diamalkan Cak
Untung dalam menjalankan perintah agama. Dia tidak pernah membedakan tingkat
ketaatan seseorang dengan Tuhannya.
Sosok yang sederhana
Buku Belajar Menertawakan Diri Sendiri |
Kesederhanaan Cak Untung tergores dalam sebuah buku “Belajar Mentertawakan
Diri Sendiri”. Sewaktu buku ini ditulis, Cak Untung masih menjabat sebagai Kapolda
Metro Jaya. Potret kesederhanaannya terletak pada sikap dan komitmen tegas,
untuk tidak memanggil “bos” atau “komandan” bagi bawahannya. Dan dia suka dipanggila
suroboyonan “cak”.
Sebagai orang nomor satu di Jakarta sebagai pemegang kendali keamanan,
sosok Untung dalam kesehariannya baik dalam tugas atau tidak, jarang sekali
menggunakan fasilitas negara. Banyak orang terdekat mengatakan; dalam
kepemimpinan Untung di Polda Metro Jaya sangat sederhana. Kesederhanaan itu
yang membuat keharmonisan distruktur Polda Metro Jaya.
Saatnya Jatim
memanggil....!
Sosok Untung S Radjab tidak aneh kalau mengambil peran sebagai orang nomor
satu di Jawa Timur. Selama kecil cak Untung diilhami dengan kebudayaan Jawa
Timuran karena bagian dari tanah kelahirannya
Gagasan visioner dan berani mengambil resiko setiap kebijakan dan
komitmenya, sebagai alasan kuat masyarakat memanggil Untung ke Jatim. Jatim perlu
tokoh yang mempunyai gagasan dan visi misi yang jelas, untuk mengembalikan
citra politik Jatim, sebagai “kaca spion” perpolitikan nasional.
Jatim kehilangan “taring” perpolitikan nasional. Di tingkat nasional, Jatim
kehilangan pengaruh dalam kebijakan nasional. Oleh karena itu, perlu pemimpin
seperti Cak Untung yang tegas untuk mengembalikan kehormatan Jatim di posisi nasional bahkan internasional.
Dalam pemilihan Gubernur Jatim 2013 nanti, jangan salah pilih. Nasib jatim Lima
tahun kedepan, hanya ditentukan Lima menit anda memilih. Sosok Untung mungkin
bisa menjadi refrensi pilihan anda, untuk memberi kesempatan mencurahkan
kemampuannya untuk mengembalikan “kehormatan” Jawa Timur.
Muhammad “Mbah”
Supriyadi
Pengurus Pusat Republik
Damai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar